Featured
Posted in Cerita

Hallo

Aku ini orang yang gampang ikut-ikutan. Salah satu alasan dibuatnya tulisan ini mungkin karena ikut-ikutan juga, tapi tak apalah, toh tidak dilarang dan tidak merugikan, bukan?

Mungkin tulisan ini cuma cerita yang yaa biasa-biasa saja, atau mungkin justru membosankan. Tapi tak apalah, tujuan dibuatnya tulisan-tulisan ini hanya sekedar untuk mengabadikan dan menyimpan kenangan karena keterbatasan ingatan.

Apa yang aku ceritakan disini tak semuanya nyata tapi tak semuanya pula rekayasa, jadi bagi kalian para pembaca nikmati sajalaaah 😀

Cerita ini pun bukan melulu tentang aku, kan tidak semua hal pribadi perlu dibagi. Disini justru akan aku ceritakan bagaimana ‘aku’ menjadi ‘aku’.

Cerita ini tentang mereka,

yang memberi kisah dan menjadi bagian hidupku,

memberi rasa yang berupa-rupa,

bermakna,

karenannya sayang jika rasa itu nantinya terlupa.

Terkahir, terimakasih telah menjadi bagian perjalanan, telah memberi kisah, memberi tau berupa-rupa rasa kehidupan :’)

Posted in Cerita

Yogyakarta yang (Katanya) Istimewa

Hi … tulisan ke-4 dari rangkaian #30haribercerita ternyata lewat deadline ya rilisnya, huhuhu. Baru hari ke-4 tapi idenya sudah mulai mempat. Thank you for someone who give me appreciation, it means a lot. Jadilah semangatnya ada lagi untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai, at least kalau mau nyerah jangan dulu lah masih terlalu dini dari 30 hari. Meski ternyata sudah mulai ada hambatan sampai tulisannya terlambat. Tapi yasudahlah ya, kalau jadi beban tantangnnya nanti ngga seur-seruan lagi *ahaaa alesan saja*.

Tema dari cerita di hari ke-4 ini tentang tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Mungkin dulu kalau ditanya perihal serupa, akan dengan mudah menjawab Bandung, apapun tempatnya pokoknya ke Bandung. Tapi entah kenapa sekarang Bandung sudah tidak selalu menjadi satu-satunya tujuan untuk berkunjung. Mungkin karena Bandung yang kini sudah banyak berubah, setidaknya buatku. Mari bercerita tentang tempat lain yang ingin ku kunjungi, yang saat ini menjadi nomor satu dari sekian pilihan tujuan.

DAY 4-Places You Want to Visit

Sebagai si suka jalan-jalan ini salah satu cita-cita besar yang inging ku wujudkan adalah bisa keliling Indonesia. Jika banyak orang ingin mencoba rasanya jalan-jalan ke luar negeri, bagiku keliling Indonesia sepertinya lebih menarik. Mengunjungi berbagai kota di Indonesia, karena aku selama ini hidup dan besar di Pulau Jawa saja itupun sangat terbatas, baru mencoba merantau saat kuliah ke Bandung, sisanya ya dihabiskan di kampung halaman saja. Banyak hal baru yang aku dapatkan setelah mencoba untuk merantau. Mungkin karena itulah, Bandung selalu punya jadi tempat spesial bagiku.

Beberapa kota yang ingin aku kunjungi -meski tanpa pertimbannnya yang berarti, tapi pilihan kota-kota ini sering terlintas dan menjadi prioritas untuk diwujudkan- antara lain, Malang, Padang, Bali, Bandung, Semarang dan Yogyakarta. Kali ini sesuai judul tulisannya mari bercerita tentang kemana ya enaknya kalau ke Yogyakarta. Pengalaman berkunjung ke Yogyakarta buatku sangat sedikit, sepertinya baru dua kali. Waktu liburan TK dan kegiatan tur SMA. Cuma dua kali dan itupun sudah lama sekali. Jadi sebenarnya masih cukup ‘buta’ kalau ditanya, “Mau kemana kalau ke Yogyakarta?” Lalu, kalau ngga tau mau kemana, kenapa pengen ke Yogyakarta?

Sudah bukan lagi rahasia kalau Yogyakarta -dan Bandung- sering diceritakan sebagai kota yang romantis, terkesan eksklusif dengan banyak ‘fans fanatik’ yang mengeluh-eluhan keindahan kotanya atau mungkin momen yang bisa tercipta di kota itu. Mungkin dari banyaknya cerita tentang istimewanya Yogyakarta, aku jadi tertarik untuk mengunjunginya kembali setelah sekian lama. Apalagi kalau dengar cerita dari teman-temanku yang memang tumbuh besar atau menetap cukup lama di kota Yogyakarta, mereka akan dengan mudahnya menceritakan istimewanya kota kebanggan mereka, dengan mudahnya pula membanding-bandingkan dengan kurangnya Jakarta. Tapi berbicara tentang Jakarta, aku setuju dengan bahasan suatu podcast kalau Jakarta memang kota yang inklusif, semua orang darimanapun ada di sini, tanpa punya ‘fans fanatik’ yang kalau mungkin ada berbagai kritik tentang kurang-lebihnya kota ini tidak akan menimbulkan adu pendapat, kayak yang yaudah memang begitu keadaannya. Coba saja kalau kota-kota yang katanya istimewa tadi dikritik, pasti ada saja orang yang merasa terusik. *Lho kok obrolannya jadi kemana-mana ya, yuk balik fokus lagi hehehe.

Baru kemarin -yang sebenarnya sudah sering- salah satu teman mengajak “Yuk, liburan ke Yogyakarta. Ikut Jogja Good Guide, seru tau.” Aduh ajakan yang sungguh “double kill”, walking tour di kota yang memang sedang ingin dikunjungi. Namun sayang sekali, sedang tidak bisa seimpusif itu untuk mengiyakan ajakan, harus lebih bijak dalam mengambil keputusan yang menyangkut waktu dan kondisi keuangan. Semoga, next time ajakannya bisa kupenuhi ya, Kak.

Ngomong-ngomong tentang Jogja Good Guide, salah satu alasan pengen ke Yogyakarta ya karena pengen ikutan walking tour versi sana. Setelah cukup puas walking tour di Jakarta barenga JGG, sepertinya menarik untuk mengunjungi kota lain dengan belajar sejarah bareng Jogja Good Guide. Apalagi setelah mendapat beberapa ulasan menyenangkan dan memuaskan dari teman-teman yang sudah pernah ikutan, katanya sih berasa lebih “intim” dan tenang walking tour di Yogyakarta dibanding di Jakarta, ya make sense sih soalnya walking tour di Jakarta kadang perlu extra hati-hati bersingunggan dengan banyak kendaraan di tengah kemacetan. Hadeeeh.

Tetep yaaaa jauh-jauh ke Yogyakata ujung-ujungnya walking tour juga hehehe.

Bahkan sebenarnya sudah mengincar salah satu rute walking tour Jogja Good Guide yaitu rute Kauman. Selain ingin mencoba salah satu atau -syukur-syukur- salah banyak dari list rute walking tour, aku juga ingin mengunjungi museum Ulen Sentalu. Tetep ya jauh-jauh ke Yogyakarta ujung-ujungnya ke museum juga hehehe. Museum Ulen Sentalu ini aku tahu dari podcast Jajan Sejarah Duo Farid, yang kata Kak Farid-nya museum ini adalah museum terbaik se-Indonesia. Wow. Rekomendasi dari Kak Farid nih biasanya valid ya, jadi penasaranlah aku buat ke museum ini. Lalu sayang jika sudah jauh-jauh ke Yogyakarta tapi tidak ke tempat-tempat iconic dan populernya. Jadi, bolehlah mengunjungi Malioboro, jajan gudeg dan bakpia, atau ke tempat-tempat populer lainnya.

Jika dari kalian ada rekomendasi tempat-tempat wajib kunjung di Yogyakarta please let me know, show me how beatiful this city. Yogyakarta sepertinya akan istimewa jika dikunjungi dengan yang tercinta, ehem buat yang pernah punya keinginan sama untuk ke Yogyakarta juga, yuk kita wujudkan mas hehehe. Semoga beberapa tempat yang diceritakan di sini bisa diwujudkan untuk dikunjungi, semoga ada kesempatan, waktu, rezeki dan teman perjalanannya, aamiin aamiin.

Fyuh … meski terlambat semoga tulisan ini masih bisa memenuhi tantangan #30HariBercerita ya. Mudah-mudah tulisan ke-5 masih ada ya hahaha. See you

Posted in Cerita

Karena Sehat Teramat Nikmat

Hi … sampai juga di tulisan ke-3 dari rangkaian #30haribercerita. Alhamdulilah semangat nulis dan idenya masih ada. Semoga yang masih mau membaca belum bosan ya. Terima kasih sudah mau membaca, kalau ada saran boleh disampaikan. Supaya kedepannya bisa jadi perbaikan. Sebenarnya ngga berharap banyak ada yang membacanya, karena niat nulis ini juga cuma buat menantang diri sendiri bisa kembali bercerita lewat tulisan secara konsisten, perihal isinya menarik atau tidak, bagus atau biasa saja ngga papa yang penting bisa jujur bercerita saja hehehe.

DAY 3-A Memory

Oke, let’s go. Tema dari tantangan menuliks #30haribercerita kali ini tentang MEMORY. Bercerita tentang kenangan, setiap orang pasti menyimpan banyak kenangan baik yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan. Entah secara sengaja memang berusaha disimpan atau karena sulit terlupakan jadi tetap terkenang. Cara mengabadikan kenangan juga bermacam-macam, ada yang mengabadikan lewat ingatan, foto dan video, atau mungkin tulisan. Jadi dengan menulis ini aku ingin membantu fungsi otak yang masih terbatas untuk mengadikan kenangan, menyimpan memori supaya jadi abadi.

Tapi beruntunglah kita masih bisa lupa, bayangkan jika semua memori bisa kita simpan dan ingat jelas, pasti akan begitu merepotkan bukan? Jadi kadang lupa -terutama untuk kenangan yang tidak menyenangkan- ada untungnya juga ya.

Karena kebetulan beberapa hari ini aku sedang kurang enak badan, momori yang yang muncul dan terlintas adalah kenangan saat pernah sakit. Sebenarnya bukan sakitnya yang coba untuk diingat tapi tentang bagaimana orang-orang baik yang merawat saat aku sakit. Kenangan tentang bagaimana saat kondisi terlemah yang alhamdulilah tetap dikelilingi orang-orang tersayang yang penuh perhatian.

Sebagai anak yang ngga kuat-kuat amat sejak kecil, aku sudah sering sakit-sakitan. Buku rapor tak pernah kosong di bagian izin sakit. Minimal dalam 1 semester ada laporan izin sakit. Sepertinya mulai sejak kuliah dan merantau aku bisa dibilang lebih kuat, mungkin karena jauh dari keluarga justru dipaksa untuk dikuat-kuatkan ya. Karena hal paling merepotkan adalah saat sakit tapi sendirian.

Mungkin karena sudah terbiasa sakit juga, aku bisa dibilang cukup jago untuk minum obat. Sepertinya segala jenis bentuk obat sudah pernah ku rasakan. Aku juga cukup taat dan tidak bandel kalau sedang sakit, boro-boro mau bandel yang ada cuma pengen segera sembuh karena ya sakit itu ngga enak.

Salah satu peristiwa sakit yang begitu terkenang adalah saat sakit gigi yang mengharuskan gigi tersebut dicabut. Permasalahan tentang gigi dari dulu buatku memang sangat problematik, mulai dari kalau cabut gigi susu harus ke dokter spesialis karena sempat coba ke puskesmas malah mau pingsan karena ketakutan liat peralatan dokternya, sering sakit gigi sampai bikin orang tua berantem, belum lagi permasalahan estetika gigi ini yang sudah kupasrahkan ngga papa punya gigi ngga rapi.

Saat itu inget banget sampai harus bolak-balik berobat ke dokter spesialis yang cukup jauh jaraknya dari rumah. Diantar bapak yang tanpa sedikitpun mengeluh meski selain jauh juga biayanya tidak murah. Rasanya segan untuk bilang bosan minum obat kalau liat perjuangan orang tua buat kesembuhanku. Memang sakitnya cukup parah sudah sampai menyerang ke bagian saraf, jadi meski at the end gigi tersbut harus dicabut tapi rasa sakitnya harus dihilangkan dulu. Pernah ada satu momen yang ngga akan pernah terlupakan, karena saking sakitnya gigiku saat itu, aku sudah benar-benar pasrah sambil hanya bisa menangis. Mama juga sudah pasrah meski tak pernah menyerah, ada satu titik kita berdua saling berpelukan di kamar sambil berujar kalimat syahadat. Saat itu aku bahkan sudah terpikir kalau sampai sudah waktunya akupun pasrah. Mungkin bagi kalian cerita ini berlebihan, tapi entah apa yang terpikirkan saat itu aku cuma bisa pasrah.

Long story short, akhirnya gigi merepotkan itu dicabut juga. Bukan main dramanya, sampai dokternya pun mengakui kalau prosesnya cukup sulit. Alhamdulilah, akhirnya proses pencabutan gigi itu selesai juga. Tapi dramanya masih berlanjut karena setelahnya rasa sakit proses recovery-nya makin menjadi. Lagi, aku mengingat betapa orang tuaku sebegitu perhatian tanpa lelah untuk merawat dan memberi semangat supaya aku lekas sembuh.

Karena kenangan itulah setiap aku mengeluhkan ada permasalahan tentang gigi, pasti mama dan bapak akan sangat khawatir. Mungkin mereka teringat juga tentang kenangan tidak menyenangkan saat aku sakit gigi. Sampai baru-baru ini gigiku kembali menguji kesabaran. Gigi bungsuku berulah, mungkin keberadaanya memang ada untuk menguji kesabaran saja karena pertumbuhannya memang tidak diharapkan. Alhasil, si gigi bungsu itu harus dicabut melalui prosedur operasi kecil. Saat bercerita dan meminta doa dari orang tua, mereka sangat khawatir sampai mama katanya ngga bisa tidur memikirkan bagiamana aku bisa melaluinya karena jauh dari mereka. Bahkan mereka hampir nekat menyusul ke Jakarta untuk menemani.

Syukurlah operasi cabut giginya berjalan lancar, cuma agak drama proses penyembuhan pasca operasinya. Untungnya, meski jauh dari keluarga aku di kelilingi teman-teman baik yang memberi dukungan dan perhatian yang teramat berarti. Banyak doa-doa dipanjatkan untuk kesembuhanku, dukungan dan perhatiaan seperti menanyakan kondisi bahkan ngasih “obat” buat membantu proses recovery. Special mention for you, sebagai si selalu ada dan selalu bisa diandalkan yang membersamai segala proses dari mulai pemeriksaan awal sampai penyembuhan. Terima kasih ya Mas, bukan cuma aku yang terbantu tapi juga orang tuaku setidaknya berkurang rasa khawatirnya karena bantuanmu. Maaf aku begitu merepotkan yaaa.

Dari peristiwa sakit itu, aku jadi punya memori indah tentang betapa besar kebaikan orang-orang yang mereka berikan kepadaku. Terima kasih sebanyak-banyaknya atas segala bantuan untuk si lemah ini. Semoga berbalas pahala banyak-banyak ya buat kalian.

Teruntuk yang sedang sakit, semoga lekas sembuh ya. Semoga segala rasa sakit yang sedang dirasakan bisa jadi penggugur dosa-dosa. Semoga bisa jadi pelajaran supaya lebih sabar. Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan, karena sehat itu teramat nikmat, bukan?

See you di cerita keempat, semoga masih sempat. hehehehe