Posted in Cerita

Easy to be Happy

Hi … jumpa lagi di tulisan kedua dari rangkaian #30haribercerita ini. Alhamdulilah tulisan kedua ini bisa terselesaikan, semoga semangat nulisnya tetap terjaga juga ya aamiin.

Day 2-Things that Makes You Happy

Bercerita tentang cara bikin bahagia versi aku kayanya ngga susah-susah amat. Aku bisa gampang ketawa dan bahagia lewat cara-cara yang sederhana. Sesederhana, makan enak, nonton film bagus, baca buku, nyanyi, jalan kaki, ketemu orang, atau ngeliat senyumanmu, iya kamuuu -kalau yang ini agak lebay ya- hehehe.

Lagipula hidup yang sudah penuh tantangan ini kalau dijalaninya penuh beban juga tidak menyenangkan bukan? So, i think the way to enjoy the life is being happy, ya caranya kita yang tentukan sendiri. Karena sepertinya begitu banyak cara yang bisa buat aku bahagia, mari mengerucutkan cerita menjadi salah satu hal yang bisa bikin aku bahagia lewat jalan-jalan. Konteks jalan-jalan juga luas ya, jadi mari lebih sederhanakan lagi menjadi jalan kaki menyusuri tempat-tempat bersejarah.

Menyoal sejarah, dari dulu aku menyukai hal-hal yang mempelajari sejarah. Meski dulu pelajaran sejarah adalah salah satu pelajaran yang cukup berat karena berasa lagi mendengar dongeng pengantar tidur, tapi honestly aku begitu tertarik dengan cerita-cerita sejarah. Nah, beberapa bulan terakhir ini aku cukup sering mengikuti kegiatan jalan kaki sambil menapaki tempat-tempat bersejarah lengkap dengan ceritanya. Melalui kegiatan walking tour by Jakarta Good Guide, dua rute yang pernah kuikuti karena saking berkesannya juga sudah kubuat cerita di sini, sebagai kenang-kenangan kalau aku pernah melakukan kegiatan yang menyenangkan.

Rasanya seneng banget bisa tahu kegiatan postif yang menyenangkan ini. Sekali lagi, terima kasih kepada seorang teman yang sudah memperkenalkan kegiatan ini. Tak terasa sampai saat ini sudah 22 rute tur JGG yang aku ikuti. Cukup banyak ya, tapi jika dibanding para “fans” setia JGG masih kalah jauh karena bahkan ada yang sudah ikut sampai lebih dari 100 kali. Amazing. Bukan hal yang mengherankan jika para peserta tur akan “ketagihan” dan ikut lagi dan lagi walking tur by JGG ini. Selain bisa berolahraga lewat jalan kaki yang kurang lebih 2 km selama kurang lebih 2 jam, kita juga bisa belajar sejarah yang dulu hanya kita baca di buku-buku pelajaran. Kadang tak cuma belajar sejarah, tapi juga trivia-trivia menarik bisa kita dapatkan dari cerita tour guide-nya, yang bisa membuat kita berujar “waaah baru tahu.”

Bagi para pencinta kuliner, ada beberapa rute yang menawarkan “wisata kuliner” sepanjang perjalanan tur. Selain jalan kita juga bisa jajan. Mungkin kalau tidak karena JGG, aku ngga akan bisa keliling Jakarta sejauh ini. Setiap mulai tur hingga tur berakhir aku merasa mendapatkan energi kebahagiaan karenanya. Sepanjang jalan banyak hal-hal yang bisa ku amati, hal-hal yang kadang tidak pernah ku pedulikan. Selama tur aku juga mendapat teman baru, ada yang hanya kenal saat itu atau ada yang sampai sekarang bisa lanjut berteman. Sebagai yang katanya “si paling social butterfly” ini, bisa kenal orang-orang baru bikin senang tentunya.

Salah satu rute yang paling memorable -sejauh ini- adalah saat tur di Ereveld Menteng Pulo, sebuah makam kehormatan Belanda bagi orang-orang yang meninggal saat perang. Terlepas dari cerita sejarahnya yang begitu mengesankan sekaligus mengharukan, rute ini menjadi rute favorit karena saat itu aku bisa mengikuti tur bersama bule Belanda-nya langsung, cerita jadi tambah kaya lewat sudut pandang dari warga Belanda. Tur juga mostly dipandu dengan bahasa inggris. Selain itu, aku bisa ketemu sama si pemilik akun “cinemuach, sebuah akun twitter yang suka membahas tentang perfilman” yang tak pernah kuduga sama sekali akan bertemu dengan Kak Firda, kayak kalau bukan karena JGG mana mungkin bisa ketemu sosok yang selama ini hanya ku tahu sebagai akun kreatif nan informatif tentang perfilman. Tentu saja tur kala itu juga sangat menyenangkan karena dipandu oleh Kak Farid, si guide favorit hehehe. Selalu kagum dengan caranya bercerita dan wawasannya yang begitu luas.

Lewat JGG juga aku jadi bisa menjelajahi Jakarta menggunakan transportasi umum. Ternyata seru juga keliling Jakarta -meski ngga jarang nyasar- pakai transjakarta, KRL atau MRT. Sebagai si sulit menghafal jalan, lewat JGG ini sekarang aku sedikit terbantu untuk mengingat jalanan yang pernah ku lalui saat tur. Jadi sekarang kalau lewat suatu tempat yang termasuk rute JGG jadi keinget lengkap dengan cerita-ceritanya. Menyenangkan bukan?

Sayangnya, akhir-akhir ini sudah cukup jarang untuk ikut walking tur bareng JGG karena ada kesibukan lain. Semoga dalam waktu dekat bisa kembali mengikuti tur, karena masih banyak rute yang belum ku jelajahi sekaligus penasaran dengan cerita-ceritanya. Pengen ikut semua rute-nya biar bisa merangkai cerita sejarah Jakarta menjadi satu kesatuan yang utuh. Bismillah semoga ada rezeki dan kesempatannya. Yuk, ikutan guys? Hehehe.

Salah satu keuntungan yang begitu aku rasakan saat sering ikut JGG, aku merasa lebih sehat mungkin karena sedikit-sedikit olahraga lewat jalan kaki dan tentu saja karena bahagia mendapatkan pengalaman baru yang super seru.

Oke, sepertinya cukup untuk cerita hari ini. Alhamdulilah ya tulisan kedua ini selesai juga. Buat yang mau join walking tour by JGG ini dan mau barengan just let me know ya, aku akan sangat senang kalau diajakin jalan-jalan hehe. Buat yang baru pernasaran, you must try it sih. Soalnya jalan-jalan ini ngga cuma jalan kaki biasa tapi berbonus banyak hal yang bisa bikin kita bahagia, dapet pengalaman dan teman baru, cerita-cerita sejarah yang tidak membosankan, bahkan kulineran. Paket lengkap pokoknya deh.

Sebagai penutup, mengutip dari slogan JGG “Can I walk with you?”