Posted in Cerita

Cerita tentang Special Show “Pahlawan Perlu Tanda Jasa” by Abdur Arsyad.

Hi … jumpa lagi setelah terakhir cerita di sini ternyata akhir tahun lalu ya. Terima kasih untuk seseorang yang sudah mengapresiasi cerita-cerita acak-acakan di blog ini atau yang nanyain “kok ngga nulis lagi di Rururasa?” Jadi terharu ternyata blog ini punya pembaca juga. Mungkin karena alasan-alasan itu aku semangat nulis lagi. Ya at least tulisan ini bisa diselesaikan sampai tuntas, syukur-syukur kalau bisa makin sering nulis lagi. Hi, kamu terima kasih yaaa, apresiasinya sangat berarti. Ditunggu lho cerita-cerita kamu juga, aku janji bakal jadi salah satu pembacanya.

Selain karena apresiasi tadi, cerita ini juga ditulis karena *ngga bisa move on* dari kejadian Sabtu lalu. Kayak butuh banget ada jejak ceritanya, supaya kenangannya abadi. Cerita ini bakal membahas tentang pengalaman pertamaku nonton live show stand up comedy, yang mana menjadi salah satu wishlist dari “Hal-Hal yang Perlu dilakukan Minimal Sekali Seumur Hidup” versiku. 

Berawal dari scrolling instagram kala itu tahu ada info special show Abdur Arsyad -salah satu komika kesukaan sejak awal-awal kenal tentang dunia per-stand up comedy-an-. Ternyata tiket show-nya sudah dijual sejak akhir tahun lalu, untungnya masih ada slot tiket kloter selanjutnya yang sedikit lebih mahal dibanding yang sebelumnya. Agak menyesal telat dapet info, hehehe. Lalu, tanpa pertimbangan panjang memutuskan mau nonton special show ini -meski mungkin bakal sendirian-. Tapi jujur ngga berani-berani amat buat nonton sendiri apalagi untuk pertama kalinya, jadilah coba ngajakin temen lewat posting story instagram berharap ada yang mau juga nonton bareng. Surprisingly, ada yang tiba-tiba ngechat mau ikut nonton. Hi you, thank you sudah mau menemani ya. Setelah berhasil dapet tiketnya, tiap hari nungguin banget 25 Februari, ngga sabar buat nonton. Apalagi saat tur mulai berlangsung ke kota-kota lain, makin penasaran aja.

Sedikit flashback, awal mula kenal stand up comedy karena -lagi-lagi- pengaruh kakak, kalau dipikir-pikir sedikit banyak kesukaanku ini terpengaruh kesukaan kakak ya, selain stand up comedy, awal mula suka JKT48 juga karena pengaruh kakak. Tapi karena pengaruh-pengaruh itulah obrolan kita bisa nyambung dan jadi menarik untuk hal-hal yang sama-sama kami senangi. Dulu masa-masa SMA mulai ikut nontonin video para komika –especially para peserta SUCI Kompas TV- di youtube bareng kakak, trus kok keren ya bisa ngelawak lewat cerita-cerita aja. Kadang ngga cuma lucu tapi juga bikin kagum. Awalnya nontonin video stand up Raditya Dika, lalu mulai nonton SUCI, waktu itu pertama nonton videp-video dari SUCI 4, yang sejauh ini setelah nonton hampir semua season-nya, SUCI 4 tetap jadi yang terbaik dan paling berkesan. Dulu suka sama Dodit, Dzawin, dan tentu saja Abdur Arsyad. Sampai akhirnya yang bertahan di final Abdur dan David, so pasti dulu dukung Abdur buat jadi juara. Tapi sayang, ternyata harus puas dengan juara dua. Padahal performance-nya saat di final adalah salah satu yang terbaik, terutama tentang materi “Kapal Tua”, gilaaa itu materi luar biasa bagusnya.

Selain karena memang lucu dalam kompetisi, aku suka dengan kecerdasan dari tulisan-tulisan bang Abdur dalam beberapa cerita dari blog pribadinya yang dia tulis untuk anaknya dalam tajuk “Diary untuk Anakku”. Keren bang, jadi kepikiran juga buat cerita demikian kelak jika punya anak. Mungkin karena suka menulis juga, jadi kalau baca tulisan-tulisan orang lain jadi mudah kagum apalagi yang memang ditulis dengan jujur berbicara tentang keseharian yang yaa ternyata kalau diceritakan keseharian yang sederhana bisa jadi punya lebih banyak makna.

Oke, begitulah awal mula tahu tentang bang Abdur dan lebih luas lagi tentang dunia per-stand up-an yang sampai sekarang masih kunikmati sebagai penonton. Ya bukan yang paham-paham banget juga sih, tapi cukup bisa nyambung kalau ketemu orang-orang yang suka nontonin stand up juga lah ya ehehe.

Kembali ke cerita special show 25 Februari lalu, show ini berjudul “Pahlawan Perlu Tanda Jasa” yang dari judulnya saja sudah bisa ditebak kalau isu-isu yang diangkat tentang dunia pendidikan. Awalnya agak ragu tentang materi yang akan dibawakan, kayak mikir “ngelawakin dunia pendidikan apa lucunya ya?” ternyata eh ternyata selama pertunjukan berlangsung dibuat ketawa ngakak sampai terkagum-kagum. Materi yang dibawakan super pecah, sesuai ekspektasi kalau pasti materinya ngga cuma mencipta tawa tapi juga bikin mikir “iya juga ya” dan berbagai kekaguman-kekaguman untuk cara bang Abdur membawakan materinya. Isu-isu penting tentang dunia pendidikan justru baru ku tahu di sini, sudah secuek itu ternyata aku terhadap update dunia pendidikan ya, padahal dulu katanya pengen jadi guru hehehe. Misalnya tentang penghapusan sistem ranking, penghapusan UN, dan lain-lain. Selain menyoal tentang dunia pendidikan di Indonesia yang sangat miris, materi dalam show PPTJ ini juga sedikit-banyak menceritakan tentang kehidupan personal bang Abdur, tentang politik, bahkan agama, yang lagi-lagi selain bikin ketawa tapi juga bikin mikir “iya juga ya”.

Kurang lebih dua jam pertunjukan yang mungkin kalau orang awam ngga suka nonton stand up bakal mikir “ngapain dua jam cuma dengerin orang ngomong” terbantahkan karena show berlangsung sangat mengesankan. Materi yang dibawakan sangat padat, hampir tidak ada jeda kekosongan karena bosan atau materi yang tersampaikan percuma. Sempat bosan di awal sebelum show dimulai karena cukup lama menunggu, lagian emang ada fase menunggu yang tidak membosankan ya? hehehe. Tapi setelah show dimulai, segala penantian dari rasa penasaran terbayar lunas. PECAH ABIS.

Selain pertunjukan utama dari bang Abdur, ada 2 opener dan sambutan special sebelum show dimulai. Banyu Alam dan Odie Ajalah sebagai opener cukup bisa “memanaskan” suasana sebelum show utama. Makin panas lagi dengan sambutan special dari Cing Abdel yang “ngapain aja lucu”, emang beda jam terbang senior ya.

Overall, pengalaman pertama nonton stand up ini begitu mengesankan. Semoga pengalaman ini bukan menjadi yang satu-satunya, apalagi di akhir show bang Abdur mengumumkan akan ada rangkaian special show hingga tahun 2030 lengkap dengan judul dan topik bahasan utama yang akan dibawakan. Jadi semakin kagum dengan bang Abdur, hidupnya sudah terkonsep sebaik itu. Semoga segala rencananya dilancarkan tanpa hambatan yang berarti. Terima kasih untuk show yang sangat mengesankan bahkan melebihi ekspektasi. Ngga cuma ketawa-ketawa aja tapi juga diajak berpikir cerdas.

Selain begitu terkesan dengan para penampil selama pertunjukan, aku juga terkesan dengan para penontonnya terutama berbagai bentuk apresiasi dan dukungan yang diberikan kepada pemilik show. Teater besar TIM Sabtu lalu terisi penuh, katanya mencapai 1000an orang. Bukan hanya para penonton biasa, tapi juga para komika dan artis ternama hadir untuk menonton dan memberi apresiasi kepada para pengisi acara. Apresiasi besar juga terbuktikan dari tawa dan tepuk tangan yang tercipta, apalagi saat closing hampir semua orang memberikan standing ovation yang begitu meriah. Terakhir sebagai “kenang-kenangan” dibuatlah sedikit gimmick sebagai dokumentasi penutup keseluruhan show, aku terkesan saat kemunculan mbak Sindy -istri bang Abdur- membawakan bunga dan terlihat begitu bangga mengapresiasi suaminya, romantis sekali. Setelah melihat hasil dokumentasinya, memang seperti memotret keseluruhan perasaan selama show berlangsung baik dari pengisi acara maupun penontonnya. ISTIMEWA.

Terakhir sebagai penutup, berikut sedikit kenang-kenangan yang juga aku abadikan dari show PPTJ Jakarta, lebih tepatnya dibantu diabadikan sama teman sih, izin diposting di sini ya mas hehehe. Terima kasih ya mas Fikri sudah mau menemani dan sama-sama menikmati show super keren ini, mari coba show-show lainnya lagi. Mau kan? Hehehe