Posted in Cerita

Yogyakarta yang (Katanya) Istimewa

Hi … tulisan ke-4 dari rangkaian #30haribercerita ternyata lewat deadline ya rilisnya, huhuhu. Baru hari ke-4 tapi idenya sudah mulai mempat. Thank you for someone who give me appreciation, it means a lot. Jadilah semangatnya ada lagi untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai, at least kalau mau nyerah jangan dulu lah masih terlalu dini dari 30 hari. Meski ternyata sudah mulai ada hambatan sampai tulisannya terlambat. Tapi yasudahlah ya, kalau jadi beban tantangnnya nanti ngga seur-seruan lagi *ahaaa alesan saja*.

Tema dari cerita di hari ke-4 ini tentang tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Mungkin dulu kalau ditanya perihal serupa, akan dengan mudah menjawab Bandung, apapun tempatnya pokoknya ke Bandung. Tapi entah kenapa sekarang Bandung sudah tidak selalu menjadi satu-satunya tujuan untuk berkunjung. Mungkin karena Bandung yang kini sudah banyak berubah, setidaknya buatku. Mari bercerita tentang tempat lain yang ingin ku kunjungi, yang saat ini menjadi nomor satu dari sekian pilihan tujuan.

DAY 4-Places You Want to Visit

Sebagai si suka jalan-jalan ini salah satu cita-cita besar yang inging ku wujudkan adalah bisa keliling Indonesia. Jika banyak orang ingin mencoba rasanya jalan-jalan ke luar negeri, bagiku keliling Indonesia sepertinya lebih menarik. Mengunjungi berbagai kota di Indonesia, karena aku selama ini hidup dan besar di Pulau Jawa saja itupun sangat terbatas, baru mencoba merantau saat kuliah ke Bandung, sisanya ya dihabiskan di kampung halaman saja. Banyak hal baru yang aku dapatkan setelah mencoba untuk merantau. Mungkin karena itulah, Bandung selalu punya jadi tempat spesial bagiku.

Beberapa kota yang ingin aku kunjungi -meski tanpa pertimbannnya yang berarti, tapi pilihan kota-kota ini sering terlintas dan menjadi prioritas untuk diwujudkan- antara lain, Malang, Padang, Bali, Bandung, Semarang dan Yogyakarta. Kali ini sesuai judul tulisannya mari bercerita tentang kemana ya enaknya kalau ke Yogyakarta. Pengalaman berkunjung ke Yogyakarta buatku sangat sedikit, sepertinya baru dua kali. Waktu liburan TK dan kegiatan tur SMA. Cuma dua kali dan itupun sudah lama sekali. Jadi sebenarnya masih cukup ‘buta’ kalau ditanya, “Mau kemana kalau ke Yogyakarta?” Lalu, kalau ngga tau mau kemana, kenapa pengen ke Yogyakarta?

Sudah bukan lagi rahasia kalau Yogyakarta -dan Bandung- sering diceritakan sebagai kota yang romantis, terkesan eksklusif dengan banyak ‘fans fanatik’ yang mengeluh-eluhan keindahan kotanya atau mungkin momen yang bisa tercipta di kota itu. Mungkin dari banyaknya cerita tentang istimewanya Yogyakarta, aku jadi tertarik untuk mengunjunginya kembali setelah sekian lama. Apalagi kalau dengar cerita dari teman-temanku yang memang tumbuh besar atau menetap cukup lama di kota Yogyakarta, mereka akan dengan mudahnya menceritakan istimewanya kota kebanggan mereka, dengan mudahnya pula membanding-bandingkan dengan kurangnya Jakarta. Tapi berbicara tentang Jakarta, aku setuju dengan bahasan suatu podcast kalau Jakarta memang kota yang inklusif, semua orang darimanapun ada di sini, tanpa punya ‘fans fanatik’ yang kalau mungkin ada berbagai kritik tentang kurang-lebihnya kota ini tidak akan menimbulkan adu pendapat, kayak yang yaudah memang begitu keadaannya. Coba saja kalau kota-kota yang katanya istimewa tadi dikritik, pasti ada saja orang yang merasa terusik. *Lho kok obrolannya jadi kemana-mana ya, yuk balik fokus lagi hehehe.

Baru kemarin -yang sebenarnya sudah sering- salah satu teman mengajak “Yuk, liburan ke Yogyakarta. Ikut Jogja Good Guide, seru tau.” Aduh ajakan yang sungguh “double kill”, walking tour di kota yang memang sedang ingin dikunjungi. Namun sayang sekali, sedang tidak bisa seimpusif itu untuk mengiyakan ajakan, harus lebih bijak dalam mengambil keputusan yang menyangkut waktu dan kondisi keuangan. Semoga, next time ajakannya bisa kupenuhi ya, Kak.

Ngomong-ngomong tentang Jogja Good Guide, salah satu alasan pengen ke Yogyakarta ya karena pengen ikutan walking tour versi sana. Setelah cukup puas walking tour di Jakarta barenga JGG, sepertinya menarik untuk mengunjungi kota lain dengan belajar sejarah bareng Jogja Good Guide. Apalagi setelah mendapat beberapa ulasan menyenangkan dan memuaskan dari teman-teman yang sudah pernah ikutan, katanya sih berasa lebih “intim” dan tenang walking tour di Yogyakarta dibanding di Jakarta, ya make sense sih soalnya walking tour di Jakarta kadang perlu extra hati-hati bersingunggan dengan banyak kendaraan di tengah kemacetan. Hadeeeh.

Tetep yaaaa jauh-jauh ke Yogyakata ujung-ujungnya walking tour juga hehehe.

Bahkan sebenarnya sudah mengincar salah satu rute walking tour Jogja Good Guide yaitu rute Kauman. Selain ingin mencoba salah satu atau -syukur-syukur- salah banyak dari list rute walking tour, aku juga ingin mengunjungi museum Ulen Sentalu. Tetep ya jauh-jauh ke Yogyakarta ujung-ujungnya ke museum juga hehehe. Museum Ulen Sentalu ini aku tahu dari podcast Jajan Sejarah Duo Farid, yang kata Kak Farid-nya museum ini adalah museum terbaik se-Indonesia. Wow. Rekomendasi dari Kak Farid nih biasanya valid ya, jadi penasaranlah aku buat ke museum ini. Lalu sayang jika sudah jauh-jauh ke Yogyakarta tapi tidak ke tempat-tempat iconic dan populernya. Jadi, bolehlah mengunjungi Malioboro, jajan gudeg dan bakpia, atau ke tempat-tempat populer lainnya.

Jika dari kalian ada rekomendasi tempat-tempat wajib kunjung di Yogyakarta please let me know, show me how beatiful this city. Yogyakarta sepertinya akan istimewa jika dikunjungi dengan yang tercinta, ehem buat yang pernah punya keinginan sama untuk ke Yogyakarta juga, yuk kita wujudkan mas hehehe. Semoga beberapa tempat yang diceritakan di sini bisa diwujudkan untuk dikunjungi, semoga ada kesempatan, waktu, rezeki dan teman perjalanannya, aamiin aamiin.

Fyuh … meski terlambat semoga tulisan ini masih bisa memenuhi tantangan #30HariBercerita ya. Mudah-mudah tulisan ke-5 masih ada ya hahaha. See you