Posted in Cerita

It’s Me

Bismillahirrahmanirrahim

Tulisan ini diawali dengan doa supaya targetnya tercapai, karena untuk kesekian kalinya mau coba menantang diri sendiri buat konsisten nulis lewat #30HariBercerita. Ini percobaan ke-4 sepertinya, setelah 3 percobaan sebelumnya gagal kurang dari 7 hari melewati tantangannya hahaha. Mudah-mudahan niatan kali ini dengan mengucap nama Allah bisa terselesaikan ya dengan belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya.

Tema-tema dari challenge #30HariBercerita ini terinspirasi dari postingan seseorang di twitter akhir Januari lalu, karena bulan Februari hanya 28 hari maka memutuskan untuk meralisasikan tantangan ini pada bulan Maret *alesan aja sih, aslinya mah emang ngumpulin niat dan ide-ide tulisannya aja hehehe*.

Oke yuk mulai.

DAY 1-DESCRIBE YOUR PERSONALITY

Cerita tentang personality (kepribadian) cukup sulit ya, mungkin karena itulah dibuat banyak test sebagai alat bantu untuk seseorang mengenali dirinya sendiri. Selain itu, terkadang justru lewat penilaian orang lain kita bisa mengenali diri kita sendiri. Tulisan tentang personality ini sebeneranya sudah pernah dibuat sebelumnya lewat tantangan yang sama. Jadi cerita kali ini lebih bisa disebut “update” kali yak dari cerita sebelumnya, karena ya sedikit banyak mungkin aku berubah seiring berjalannya waktu dan pengaruh lingkungan sekitar.

Merujuk dari salah satu kriteria hasil test MBTI -meski bukan sebagai alat ukur yang 100% valid, tapi aku cukup percaya dengan hasil test MBTI ini sebagai salah satu cara dalam membantu mengenali diri sendiri- presentase sebagai extrovert lebih besar dibanding sisi introvert. Aku lebih senang menghabiskan waktu dengan orang lain dibanding harus sendirian, aku mendapatkan banyak energi justru dengan menghabiskan waktu saling berinteraksi dengan orang lain. Tapi ya tergantung dengan siapa juga sih, kalau orangnya tidak membuat nyaman ya pasti males juga sih harus “pura-pura” saling berinteraksi. Instead of dapet energi malah jadi capek. Tentang senang menghabiskan waktu dengan orang lain ini cukup tervalidasi setelah ada teman yang melabeli “si paling social butterfly“. Sejauh ini kemampuan bisa mudah bersosialisasi dengan orang lain ini masih lebih banyak menguntungkannya, rasanya menyenangkan aja punya banyak teman meski kadang agak repot juga maintenance relasinya sih hehehe.

Si mudah panik. Kadang terlalu cepat memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk terjadi meski lebih banyak yang ngga kejadian sebenarnya. Salah satu trigger yang bisa bikin panik kalau sudah menyoal waktu, karena cukup strict sama waktu jadi agak sulit mengatasi tekanan deadline atau mentoleransi keterlambatan. Jadi, fyi, aku bisa tiba-tiba panik atau bad mood kalau tidak sesuai rencana atau terlambat. Mungkin karena itu juga lebih suka merencanakan sesuatu sebisa mungkin sangat detail dibanding berlaku impulsif yang kadang bisa memicu kepanikan. Agak kaku yaaa, tapi lagi belajar menjadi lebih fleksibel kok karena kadang banyak hal yang memang terjadi di luar kendali.

Si anti perdebatan dan si cinta perdamaian. Menurutku, perdebatan itu dekat dengan kemarahan. Karena tidak suka dengan situasi penuh amarah sebisa mungkin aku menghindari perdebatan, meski kadang harus mengalah. Perbedaan pendapat memang wajar, tapi kalau sudah mulai saling adu argumen aku memilih mundur agar tidak sampai tercipta kemarahan yang berlarut-larut. Biasanya sebisa mungkin aku akan menghindari konflik dibanding harus saling berdebat. Yuk, hidup yang damai-damai aja gitu lho. Dibandingkan mudah marah, sepertinya aku lebih mudah sedih. Sebagai si cukup peka dan perasa ini memang gampang banget nangis ya, seneng bisa nangis, sedih bisa nangis, kalau marah juga ujung-ujungnya nangis. Kayanya label “cengeng” ini cocok diberikan buat aku. Meski sekarang keliatannya cukup kuat dan tegar ya, sebenernya itu dikuat-kuatin aja sih dan mungkin sudah lebih baik dalam mengatur emosi dibanding aku beberapa tahun lalu ya.

Si gampang saliting. Kalau tentang ini sebenernya tahu karena penilaian orang lain yang aku validasi kebenarannya hahaha. Buat kalian yan sudah cukup mengenal baik tentang aku, pasti ada momen aku salting yang kalian liat. Sayang yang biasa membersamai kesaltingan itu adalah aku akan melakukan hal-hal bodoh, ya namanya juga lagi salting hahaha. Mungkin kondisi gampang salting ini adalah bagian dari kemampuan mengekspersikan perasaan. Aku lebih sering sangat mudah ditebak berdasarkan respon ekspresi dari suatu situasi dibanding kemampuan jago “berpura-pura”. Buat kalian teman-temanku, pasti akan mudah mengenali kapan seorang Esti ini lagi super senang, sedih, marah, kesel, bete, bosan dll bahkan hanya lewat perubahan gaya dalam chatting saja. Memang si paling mudah ditebak hahaha. Ya gimana dong ya, susah buat pura-pura tuh hehehe. Maaf kalau kadang padahal dalam situasi tertentu diperlukan kemampuan berakting ya.

Si peka. Konteks peka di sini sebenarnya luas ya, tapi aku merasa seperti punya radar untuk mengenali situasi atau kondisi sesorang yang sedang berinteraksi denganku. Kadang kemampuan ini menguntungkan kadang juga merugikan karena bisa bikin overthinking. Repotnya kalau kepekaan ini jadi memicu asumsi-asumsi buruk tentang situasi yang belum terjadi. Kalau sisi baiknya, kadang kepekaan ini bisa jadi cara ngasih perhatian buat orang lain. Kadang aku juga bisa menebak-nebak cara orang-orang memperhatikanku, biasanya takut kepedean kalau suka diperhatikan sama orang lain, tapi kalau tebakannya benar jadi kayak mikir “ah ketebak juga ya kejutannya” hahaha. Tapi tenang aja, sebagai si penyuka kejutan ini aku pasti akan sangat mengapresiasi segala jenis kejutan –in a good way tentunya ya- dengan sebaik-baiknya, meski kadang sudah bisa ditebak sebenernya hehehe.

Yashhh … mungkin itu sedikit cerita tentang “siapa aku”, masih banyak kurangnya, masih perlu banyak belajar juga. Bahkan untuk mengenali diri sendiri aja sulit ya, jadi buat kalian mau kan bantu aku buat kenal siapa aku ini lewat kritik, saran, pesan dan segala bantuannya. Aku sangat terbuka dengan masukan yang membangun buat jadi pribadi yang lebih baik. Mungkin dari beberapa sifat yang aku punya kadang merugikan orang lain, maaf sebesar-besarnya kalau dalam berinterkasi sering membuat banyak salah ya. Namanya juga manusia ya kan hehehe.

See you di tulisan ke-2 dari tantangan #30HariBercerita ini (semoga ada hehehe).