Posted in Cerita

Si Logis dan Manis, ya Ninis

Hi, Ninis.

Sepertinya aku harus banyak berterima kasih kepada mata kuliah yang satu ini, meski salah satu yang paling sering menjadi beban nyatanya lewat mata kuliah ini banyak tercipta cerita pertemanan. Ada beberapa cerita serupa yang diawali karena alasan pengerjaan proyek wajib dari mata kuliah ini, bisa kamu tebak ini mata kuliah apa? Mata kuliah yang membuat awal mula pertemanan kita terasa mulai dekat, jelas, dan berharga.

Aku mungkin sudah terlupa banyak cerita tentang kita, tapi satu yang pasti banyak pelajaran kehidupan yang ‘manis-miris’ ini bisa aku rasakan lewat berteman denganmu. Entah secara sadar atau tidak aku mendapat banyak manfaat dalam pertemanan ini. Terima kasih ya.

Aku mengenalmu sebagai seorang yang sangat logis, banyak pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Rasanya kalaupun kau gagal dalam sebuah perjuangan bukan karena kecerobohan, tetapi karena memang sudah selayaknya demikian. Selain logis, kamu juga seseorang yang efektif dan efisien dalam melakukan sesuatu. Bekerja sama denganmu sangat menyenangkan untukku seseorang yg suka ketepatan. Rasanya hampir tak pernah rencana yang kita agendakan berakhir wacana. Darimu sepertinya aku belajar bahwa memenuhi janji adalah keharusan, sebisa mungkin jangan mengecewakan seseorang dengan tiba-tiba membatalkan.

Meski kita tak banyak memiliki kesamaan kesukaan -sepertinya memang kesukaanku yang sering berbeda dari kebanyakan- tapi ada saja hal yang bersingunggan yang bisa membuat kita seru mengobrol banyak hal. Mungkin salah satunya karena kita sama-sama benci kesepian dan kesindiran, benar tidak yah? Aku masih teringat saat kamu main ke kosan, katamu butuh teman ngobrol sambil makan. Pertama kalinya kita bercerita hanya untuk mengusir kebosanan. Jujur saat itu aku sempat berpikiran apa kamu mau ya main ke kosan ku yang kecil ini, takut membuat kamu malah tak nyaman. Ternyata sejak itu aku tahu bahwa kamu adalah seseorang yang begitu menghargai teman, bukan karena harta atau ketenaran tapi tulus atas nama pertemanan. Oh ya, gara-gara ini juga aku jadi tahu tempat makan enak dan murah di dekat kosan. Warung hijau di dekat turunan jalan Pelesiran.

Cerita makan berdua ternyata bukan sekali saja, aku masih ingat saat lagi-lagi cuma ingin mengusir sepi dan kebosanan kita memutuskan untuk jalan-jalan, kemudian menikmati baso dan obrolan panjang yang menyenangkan, senang karena bisa saling berbagi keresahan, karena sejujurnya kalau diingat saat itu kita lebih banyak bercerita tentang kesedihan masing-masing yang rasanya enggan berkesudahan. Semoga pertemuan ‘makan berdua’ kita selanjutnya bisa berisi cerita-cerita bahagia penuh kesyukuran yah, Nis.

Salah satu hal yang bisa menjadi bahan obrolan seru adalah cerita tentang lagu-lagu nostalgia, lagu jadul tahun 2000-an pernah menjadi saksi yang menemani kita malam-malam di laboratorium, saat itu aku cuma menemani, kamu dan teman-teman lain sedang menguji sesuatu. Saat itu karena terlampau lelah, karaoke dadakan yang terjadi justru menjadi semangat untuk lanjut bekerja. Tebak lagu, salah lirik, bernostalgia bersama tentang masa-masa sekolah yang sudah berlalu. Aaaah menyenangkan sekali jika mengingat masa-masa ini.

Bicara tentang menghargai seseorang -teman- salah satu hal yang kamu lakukan dan membuat aku begitu terkesan adalah saat banyak orang menilai seleraku tentang cerita film masih kurang dewasa, kamu justru memuji meski belum tentu kamu pun sepenuhnya menikmati. Ini cerita tentang film ‘Dilan’, kalau dipikir dulu aku cukup sedih -meski kututupi- saat beberapa teman mengkritik cerita yang aku suku, tapi sekarang aku sadar bahwa untuk menyukai sesuatu atau menjalani hal yang kita suka -selama benar dan tak merugikan orang lain- tak perlu validasi dan dukungan dari orang lain, ya namanya selera mana bisa dipaksa. Lagipula sebuah karya kan bisa memiliki banyak sudut pandang, banyak cara kita menikmati dan menilainya. Terima kasih ya sudah berlaku logis dengan teramat manis.

Sebagai manusia tak mungkin kita sempurna, tapi biarlah aku mengenang dan membuat cerita ini dari sisi baiknya saja. Tentang kekurangan yang kamu miliki cukup menjadi pengingat dan caramu untuk selalu berbenah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan cerita singkat ini bisa menjadi penyemangat kala beduka, bahwa kamu adalah teman yang baik dengan caramu, dengan sederhana dan apa adanya berlaku untuk membuat orang-orang di sekitarmu bahagia. Jika ada yang tak suka, tak apa, karena tak mudah untuk menyenangkan semua orang, bukan?


Selamat ulang tahun ya Ninis, karena tak bisa minta ditambah atau dikurang, semoga umur yang bersisa menjadi manfaat bagi sesama, menjadi kesempatan untuk selalu menebar kebaikan sebagai bekal di alam kekal.

Semoga sehat selalu, dijauhkan dan disembuhkan dari penyakit jiwa dan raga. Menjadi kuat dan sabar dalam mengahadapi setiap ujian pendewasaan. Semoga bisa menjalani kehidupan dengan bahagia, meski kadang sedih datang tanpa aba-aba. Semoga jika bersedih bisa segera sudah.

Kalau merasa kesepian dan butuh teman, buka saja obrolan. Mungkin aku tak selalu ada, tapi saat kamu menghubungiku aku akan berusaha menemani dan menjadi pengusir sepi itu. Jangan sungkan, bukan kah kita cukup bisa saling mengobrol banyak topik dari recehan sampai yang butuh keseriusan, aku sama sepertimu bosan menikmati kesepian seorang diri.

Semoga segala harap yang sudah terucap, doa yang tak lelah dipanjatkan, usaha keras, dan cita-cita bisa menjadi nyata. Jika tidak sesuai dengan yang diminta, semoga ada pengganti yang lebih baik rupanya. Kita harus percaya ya, bahwa segala yang kita terima adalah bentuk terbaik dari segala yang telah kita usahakan dan doakan, mungkin kadang mengecewakan tapi bukankah Sang Pencipta lebih tahu mana yang terbaik untuk kita terima?

Semoga selepas pandemi berakhir, cita-cita menimba ilmu di luar negeri tak hanya sekedar mimpi. Sisanya perihal cinta, karir, dan perjalanan kehidupan yang -semoga- masih panjang ini mudah-mudahan membahagiakan. Doa terbaik untukmu, ya. Jika masih banyak semoga yang kamu pinta, panjatkan saja aku bantu ‘aamiin’kan dengan ketulusan. Mudah-mudahan menjadi nyata.

Ninis, terima kasih atas pengalaman menyenangkan mengenalmu. Maaf banyak salah dalam pertemanan ini. Cerita ini hanya sedikit dari banyak pelajaran penuh manfaat yang ku dapatkan cuma-cuma tanpa biaya, semoga berbalas pahala ya.

Semoga masih ada kesempatan untuk kita bertemu, mengenang lagi hal-hal yang pernah kita lakukan bersama, karena banyak hal yang memang hanya akan menjadi kenangan dan tak bisa terulang. Aku harap segera kita bisa bersua, namun jika belum ada kesempatan dalam waktu dekat semoga jalinan pertemanan ini tak akan terputus, atau jika tak bisa jumpa di dunia mudah-mudahan kelak di surga karena kebaikan dalam pertemanan ini bisa menjadi penyelamat. Aamiin.

Selamat mendewasa, Ninis.

-est

Posted in Cerita

–m–a–a–f–

Ujian yang datang katanya salah satu hadiah dalam bentuk pendewasaan. Bermacam-macam bentuknya, bisa dalam bentuk kesedihan atau kebahagiaan. Bicara tentang melawatinya perlu kesabaran dan keikhlasan, dua ilmu yang harus terus dipelajari sampai mati. Sayangnya seringkali ujian ini tak aku alami sendiri, entah dengan sengaja atau tidak, selalu ada orang lain yang terlibat, dan biasanya orang-orang terdekat.

Setiap kali gagal dan harus mencoba lagi selalu ada kecewa, tak sepenuhnya karena tidak berhasil tapi serasa mematahkan setiap harapan yang orang-orang sertakan dalam doanya untukku. Orang-orang terdekat yang sudah pasti begitu berat ku kabari karena masih belum berhasil tentu saja, orang tuaku. Kadang tak ingin rasanya mengabari yang belum pasti, tapi teringat doa orang tua yang maha dahsyat tak bisa terlewat dalam setiap perjuangan. Sering saat diminta doa, mereka berkata tak perlu repot-repot meminta, sudah barang tentu mereka akan berdoa. Sedih teramat jika lagi-lagi harap mereka patah, namun hebatnya mereka masih tetap mencoba kuat dalam memberi semangat.

Bapak, Ibu, maaf aku membuat kecewa entah kali keberapa tak terhitung lagi jumlahnya. Ingin rasanya menjadi alasan mereka bahagia dan bangga, tapi rasa-rasanya sejauh ini kok ya cuma bisa memberi kabar sedih.

Jika bukan aku alasan mereka bahagia, semoga Allah senantiasa melapangkan hati dan memberi kesabaran bagi mereka. Selain itu, semoga masih ada cukup waktu agar kabar selanjutnya yang ku kabarkan adalah kabar bahagia.

Kemarin, akhirnya tumpah juga (lagi-lagi yah, aku juga heran kenapa akhir-akhir ini mudah sekali menangis) saat bapak menanyakan “bagaimana”. Yang terpikirkan kekecewaan mereka, tapi saat ku tanya dan minta maaf jawabannya selalu sama, semoga aku tetap sabar dan semangat menjalani perjuangan ini, diberi ketenangan hati meski sedang bersedih.

Itu baru soal orang tua, belum lagi tentang kakak dan teman-teman.

Sudah berapa banyak hati yang aku kecewakan ya, maaf yah karena sering merepotkan malah ujungnya juga mengecewakan. Aku terus mengusahakan yang terbaik, semoga segera nampak kehagiaan yang dinanti.

Semangat ya aku, yuk kuat yuk. Bisa yuk! Butuh dukungan, tapi aku sangat segan meminta karena tak ingin lagi membuat kalian kecewa.